20 May 2013

Review: The Great Gatsby (2013)


United States, Australia | Drama, Romance | PG-13 | Directed by: Baz Luhrmann | Based on: The Great Gatsby by F. Scott Fitzgerald | Written by: Baz Luhrmann, Craig Pearce | Cast: Leonardo DiCaprioTobey MaguireCarey Mulligan, Amitabh BachchanJoel EdgertonIsla FisherAdelaide ClemensElizabeth DebickiJason Clarke | English | Run time: 143 minutes |

Plot:
Kisah tragis Jay Gatsby (Leonardo DiCaprio), seorang jutawan misterius, yang diceritakan oleh Nick Carraway (Tobey Macguire), tetangga dan sekaligus sahabatnya.

Review:
The Great Gatsby adalah novel legendaris Amerika yang ditulis oleh F. Scott Fitzgerald di tahun 1925. Kisah dari novel ini sesungguhnya telah berulang kali diadaptasi ke layar lebar. Setidaknya sudah tiga kali diadaptasi ke layar lebar dan sekali pada layar kaca. Adaptasi terakhir film ini dikomandoi oleh sutradara Australia, Baz Luhrmann (Moulin Rouge!, 2001), di tahun 2013.  The Great Gatsby menceritakan tentang kisah hidup Jay Gatsby, seorang jutawan muda yang misterius, yang memiliki ketertarikan besar terhadap Daisy Buchanan (Carey Mulligan), yang merupakan saudara dari Nick dan istri dari jutawan New York, Tom Buchanan (Joel Edgerton). Selain sisi romance, novel yang berlatarkan situasi masyarakat Amerika pada tahun 1920-an ini mengangkat tema seperti kebobrokan sosial, ketimpangan kelas, idealisme, dan sebagainya yang relevan pada masa Jazz Age.

Film ini dimulai dengan Nick menceritakan kisahnya selama tinggal di New York pada saat musim panas silam. Nick yang merupakan lulusan Yale pindah ke New York untuk menjadi penjual obligasi. Ia tinggal di sebuah rumah kecil yang dihimpit oleh istana-istana megah di West Egg. Tanpa ia sadari, Nick merupakan tetangga dari Jay Gatsby yang tersohor itu. Suatu sore ia diundang oleh Daisy dan suaminya Tom untuk berkunjung di rumahnya. Pada saat itu Nick dikenalkan pada Jordan Baker (Elizabeth Debicki), pegolf ternama dan teman lama Daisy. Tak lama setelah itu, Nick diundang oleh Gatsby untuk datang ke pesta megah yang ia selenggarakan rutin di rumahnya. Tanpa Nick sadari, dirinya telah terjebak dalam rahasia-rahasia orang disekitarnya dan menjadi satu-satunya orang yang mengerti fakta sebenarnya.


Satu hal yang dapat lihat secara langsung pada film ini adalah kemegahan produksi ala Luhrmann, gaya yang telah dia goreskan pada film-film sebelumnya seperti dalam Romeo+Juliet (1996) dan Moulin Rouge! (2001). Hal ini dapat dilihat dari gaya ia menceritakan cerita pada scene pertama hingga terakhir dan mencapai puncaknya pada saat pesta-pesta megah di rumah Gatsby. Untuk sesaat, atau mungkin lebih tepatnya cukup lama, Luhrmann menggambarkan kemewahan pesta tersebut sehingga sempat mengaburkan fokus cerita film ini. Secara visual memang menyenangkan namun dari segi cerita, akibat terlalu lama mengeksplorasi pesta tersebut, gue sempat kurang merasakan keberlanjutan emosi dalam film ini. Namun jika ditanya apakah style seperti ini sudah terasa cocok diterapkan pada film ini, maka gue akan menjawab sudah cocok. Meski banyak yang beranggapan bahwa kemegahan yang dibawa film ini mengaburkan esensi dari materi aslinya, gue berpendapat bahwa style yang dibawa Luhrmann terasa cocok diterapkan untuk menangkap sisi vibrant dan dynamic kehidupan masyarakat Amerika pada tahun 1920-an, sebuah latar yang menjadi jantung kisah The Great Gatsby itu sendiri.


Masih berhubungan dengan yang tadi, akibat eksplorasi sisi kemegahannya, pada paruh pertama film ini nyaris tidak ada koneksi yang gue rasakan dengan cerita film ini. Kisah Nick yang baru saja merasakan "esensi" kota New York terlewat begitu saja. Namun dikit demi sedikit hal itu mulai berubah ketika tokoh Jay Gatsby muncul. Dengan karisma yang dimiliki oleh DiCaprio saat memerankan Gatsby, film ini kembali berwarna dan menggairahkan untuk ditonton. Ketika ditandemkan dengan tokoh Nick yang diperankan oleh Macguire, gue mulai dapat meresapi emosi yang hendak disampaikan di film ini, gue dapat dibuat tersenyum, tertawa, takjub, dan sedih secara bergantian. Paruh kedua film ini sangat berlainan dengan paruh sebelumnya. Pada paruh ini, The Great Gatsby benar-benar terasa seru karena cukup banyak rahasia terungkap dan perpindahan hati yang dilakukan tokoh-tokohnya serta situasi dilematis terjadi.

Magic yang dimiliki film ini menurut gue terdapat pada jajaran pemerannya. Nick Carraway sebagai tokoh penting sekaligus narator dalam film ini diperankan oleh Tobey Macguire secara cukup, tidak jelek-jelek amat tapi juga tidak outstanding. Screen grabber film ini gue berikan kepada Joel Edgerton dan utamanya pada aktris debutan Elizabeth Debicki. Edgerton mampu memaksimalkan efek keras pada tokoh Tom dan untuk Debicki pada saat-saat awal dirinya lah yang paling gue tunggu kemunculannya. Pada saat ia dipasangkan dengan Macguire, dirinya dapat bersinar dan mampu memberikan kesan angkuh dan manis secara bersamaan dengan baik. Kemudian untuk Carey Mulligan yang memerankan tokoh sentral lainnya, yakni Daisy. Dengan mata binarnya, gue ternyata dapat dibohongi pada perpindahan hati yang dilakukan tokohnya. Lalu yang paling penting di film ini adalah Leonardo DiCaprio. Tokoh Jay Gatsby mungkin tak dapat hidup jika bukan diperankan oleh dirinya. Dengan karisma yang dimilikinya, The Great Gatsby menjadi tontonan yang cukup menyenangkan.

Best Scene:
Mungkin pada bagian Nick mengundang Daisy untuk minum teh di rumahnya. Keresahan yang dialami oleh Gatsby benar-benar mampu mengundang tawa.


Jadinya?
The Great Gatsby merupakan adaptasi megah dari sebuah kisah klasik yang penuh dengan goresan gaya khas Baz Luhrmann. Sedikit membosankan di paruh awal namun di paruh kedua kita disajikan sebuah kisah tragis yang sayang untuk dilewatkan. Diwarnai dengan kemegahan dan karisma pemerannya, terutama DiCaprio yang mampu menghidupkan tokoh Jay Gatsby dengan baik.


 

3 comments:

  1. Ayo nonton film ini! Disarankan untuk nonton yang versi 3d nya sekalian :)

    ReplyDelete
  2. film ini greget bgt endingnya.. gk ketebak..
    emg ada yah yang versi 3dnya?
    Download Lagu Terbaru

    ReplyDelete